|
Yuni dengan seragam barunya |
Suatu hari di Bulan Juni, aku dan Ririn membagi-bagikan seragam dan alat tulis sekolah yang merupakan bagian dari program Gerrak ( gerakan seragam dan alat tulis sekolah) 2011. Dengan kegiatan ini, kami berusaha ingin menyenangkan adik-adik yang ingin mempunyai seragam dan alat tulis sekolah yang baru, di awal tahun ajaran baru.
Salah satu daerah tempat kami membagi-bagikan seragam adalah daerah Serua Indah, Ciputat. Kami mendatangi rumah adik-adik yang sudah kami data sebelumnya. Kami memberinya pun dengan cara sembunyi-sembunyi karena kami tidak menginginkan adanya suatu kecemburuan dan terlebih lagi jumlah bantuannya juga sangat terbatas.
"Rin, ada banyak orang yang nongkrong di dekat rumah Ibu Hamidah ga?", tanyaku pada Ririn.
"Ga ada Man", jawabnya.
"Oke, kalau begitu kita langsung dateng ke rumah Bu Hamidah ya aja Rin", tegasku.
****
Di rumah semi permanen dengan luas 2 x 3 m itu Ibu Hamidah tinggal bersama kedua orang putrinya. Suaminya sudah lama meninggal. Meski rumah yang ditempatinya itu sederhana, Ibu Hamidah dan kedua anaknya sangat mencintai rumahnya yang hanya berlantaikan tanah yang ia lapisi dengan karpet plastik itu. Rumah itu merupakan bantuan dari warga sekitar yang bergotong royong mebuatkan rumah untuk mereka. Bagaimana tidak, dari penghasilannya sebagai buruh cuci ia hanya bisa mengantongi uang Rp. 350.000,-/bulan, jadi jangankan untuk mengontrak rumah, untuk keperluan sehari-hari saja ia kesulitan.
Dalam temaram ruangan, Yuni, anak Ibu Hamidah sedang asyik membantu ibunya melipat baju yang sudah disetrika diselingi obrolan hangat antara orang tua dan anak. Yuni tak pernah segan membantu ibunya yang rambutnya kini mulai dipenuhi uban. Kakanya Ratna, saat itu sedang tidak ada di rumah. Sampai di saat Yuni melipat baju sekolahnya yang sudah sedikit usang, ia memberanikan diri untuk mengungkapkan keinginannya yang terpendam.
"Mak, Yuni pengen deh sekolah pake baju tangan panjang. Rok panjang juga mak. Yuni pengen sekolah pake jilbab mak", pinta Yuni kepada Ibunya.
"Iya Ni, Insya allah emak kalo ada duit ntar mak beliin ya, Ema belum ada duit", jawab Ibu Hamidah dengan penuh kasih sayang.