Keringat membasahi kaos belel bergambar presiden SBY yang Ayu kenakan. Ia lari bertelanjangkaki. Terik matahari tidak mematahkan semangatnya untuk belajar di "Jalan Ilmu" sekolah gratis untuk anak jalanan yang didirikan Amanda.
"Maaf ka, saya terlambat, tadi ada pengajian, banyak gelas akua yang bisa ku ambil"
"Belum mulai ko, taro karung kamu dulu. Ayo ade-ade kita mulai belajarnya. Semangat-semangat!” Amanda
“OK Kaka yang cantik”teriak anak-anak itu serempak.
“Siapa yang tau global warming?”Tanya Amanda
“Aku Ka” Ayu mengancungkan jari telunjukkanya.
“Apa Yu?”
“Bahasa indonesianya pemanasan global bukan ka?
“Betul, lanjut Yu”
“Kata kertas bungkus gorengan yang aku baca, itu gara-gara banyak pohon yang digantiin gedung, bisa juga karena motor, dan pabrik-pabrik. Cara ngatasinnya bisa lewat daur ulang. Betulkan ka?“ Ayu melirik Manda. Yang dilirik mengangguk pasti.
“Jadi, kita ini tuh pahlawan karena ngumpulin plastik-plastik buat didaur ulang. Biar semakin keling, jangan berehenti ngumpulin plastik Semangat-semangat!” Ayu mengakhiri jawabanya dengan meniru gaya Amanda. Manda senyum-senyum sendiri
Batin Amanda menangis, walau dalam keterbatasan anak-anak itu terus semangat belajar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar