Hampir kering gigi bocah sembilan tahunan itu saat menyunggingkan
senyuman paling lebar sembari menenteng plastik berisi sepatu pilihannya. Sesekali
ia lihat sepatu itu dan membayangkan
betapa kerennya jika sepatu itu melekat di kaki mungilnya. Namanya Andika. Bocah
berkepala plontos itu rupanya punya pertimbangan matang mengapa sepatu menjadi
pilihannya.“Klo beli baju ga bisa dipake ke sekolah om, klo beli sepatu abis
lebaran bisa di pake sekolah,” tegas katanya saat ditanyai oleh Kak Resha
mengapa ia tak membeli baju untuk ia pakai di hari raya.
Bersama 43 anak lainnya, Andika mengikuti kegiatan
SUMRINGAH (senyum riang hari raya) 4 Agustus 2012 kemarin. Dalam kegiatan itu, dengan
uang sejumlah Rp. 150.000,- mereka bebas memilih apa yang menjadi keinginan
mereka. Tujuan kegiatan itu hanya satu, bagaimana membuat anak-anak yang
kehilangan kasih sayang ayah itu dapat tersenyum selebar-lebarnya di hari
raya. Meski hari raya lebaran selalu
identik dengan baju baru, seperti andika, banyak anak-anak yang memilih sepatu,
biar bisa dipakai sekolah katanya. Tapi tak sedikit juga yang memilih baju,
celana, dan sendal. Seperti Buti yang tak bosan-bosan mengepas-ngepaskan baju
lengan panjang di badannya.
Tahun 2011, menjadi tahun pertama kami mengadakan
SUMRINGAH. Ketika seorang kawan penasaran menanyakan mengapa kami mengadakan
SUMRINGAH, kami mengaharu biru menceritakan apa yang menjadi latar belakang
kami mengadakan kegiatan ini. Sebelumnya, kami telah mengadakan GERRAK (gerakan
seragam dan alat tulis sekolah). Ada satu keluarga kecil dengan dua orang anak tanpa
ayah yang hanya menggantungkan hidupnya dari upah sang ibu sebagai buruh cuci. Mereka
tinggal di rumah sangat sederhana yang dibuatkan oleh warga sekitar di atas
tanah yang bukan miliknya. Sang Ibu, sembari menangis menceritakan keajaiban
selepas ia berdoa saat kami mendatangi rumahnya. Khusyuk memohon pada Sang
Khalik ba’da solat juhur, sang ibu berdoa agar anaknya yang paling kecil bisa
memiliki baju seragam panjang karena ia ingin mengenakan jilbab. Tak lama
kemudian, belum juga mukena yang dikenakan ia tanggalkan, datanglah kami
membawa seragam panjang untuk anaknya. Buru-buru, sang ibu memanggil anaknya
yang sedang bermain di luar untuk mencoba baju seragam yang kami berikan. Tak
hanya cerita bahagia itu, terselip juga kisah pedih yang dibagi oleh ibu itu
kepada kami.
Rupanya, ia pernah merasa kecewa pada salah satu anaknya
yang saat kami datangi berusia sekitar 15 tahunan, sebut saja Nana. Satu waktu,
saat hujan sedang sering-seringnya datang, sepulang sekolah Nana pulang ke
rumah dengan pakaian yang kuyup dan sepatu yang tak luput kena basah. Sampai
esoknya dijemur pun sepatu itu tak kunjung kering, yang membuat Nana meminta
kepada ibunya untuk dibelikan sepatu. Karena tak memiliki uang, sang Ibu yang berpenghasilan
hanya cukup untuk makan dan uang jajan sekolah, meminta kepada Nana supaya ia
meminjam sepatu kepada tetangga sebelah. Rupanya, entah bosan atau malu, Nana
tak mau meminjam sepatu kepada tetangga dan berlalu pergi sambil berucap pada
ibunya. “ Emang mau punya apa juga ga bisa, ga pernah diturutin.” Serasa
dicabik pisau, mungkin karena lelah sehabis seharian mencuci di rumah orang, ucapan
Nana membuat ibunya sakit hati dan mengusirnya dari rumah. Hingga didamaikan
warga, selama tiga hari Nana tak diperkenankan pulang oleh ibunya.
Mendengar cerita itu, darah muda kami lantas
bergejolak, hati kami tertampar, bagaimana bisa di saat ada kami yang dengan
mudah menghambur-hamburkan uang dengan percuma, ada Nana yang harus diusir
ibunya karena hanya ingin sepasang sepatu untuk sekolah. Tak ingin membiarkan keinginan
anak-anak itu tandas, kami pun mulai memutar otak bagaimana membuat cerita,
membuat suka, membuat bahagia. Di Saat itu juga menjelang bulan Ramadhan,
akhirnya terlintaslah ide untuk mengajak
mereka belanja, dan terciptalah SUMRINGAH.
Kali ini senyum kami lebih-lebih sumringah dari
tahun kemarin. Bagaimana tidak, sekitar 19 jutaan pundi-pundi donasi telah kami
kumpulkan yang membuat lebih banyak anak-anak dapat kami ajak. Antusiasme
kawan-kawan yang ingin terlibat langsung membuat kami semakin bersemangat. Bayangkan
saja, tahun lalu kami hanya bisa mengajak 18 anak dan hanya melibatkan 6 kakak
pendamping, tapi tahun ini, kami berhasil mengajak 44 anak, itupun akan
bertambah 20 anak lagi karena tanggal 11 Agustus besok kami akan mengadakan
SUMRINGAH kali ini untuk kedua kalinya. Kebahagiaan itu bertambah lagi dengan
semakin banyaknya kakak-kakak yang terlibat, baik yang menjadi pendamping
maupun yang ikut berbuka puasa bersama.
Pukul 2 siang, rangkaian kegiatan SUMRINGAH dimulai.
Bermula dari pembagian kelompok, anak-anak peserta SUMRINGAH kemudian didampingi
kakak pendamping berbelanja. Mereka menyebar ke toko-toko yang terdapat di
Bintaro Plaza. Selepas solat Asar dan usai berbelanja, kami mengajak mereka
bermain di arena permainan “Fun world” di lantai 3. Waktu menunjukkan jam 5
sore, diselingi canda tawa kami
segerombolan bergegas menuju ke tempat
kami berbuka puasa bersama.
Sabtu sore itu, kami telah memenuhi bangku-bangku Wendy’s
Restaurant. Mengisi waktu jeda sebelum berbuka, dengan seksama sembari
merapihkan barang belanjaan, anak-anak peserta sumringah mendengarkan Kak Ica
yang cuap-cuap. Meramaikan suasana, diadakanlah perlombaan. Dengan semangat, anak-anak
itu mengacungkan jari-jari telunjuk mereka seraya berucap “saya kak, saya kak”
berharap namanya yang dipanggil ke depan. Ada tempat minum dan kaos sebagai
hadiah lomba. Tak ketinggalan seru, penampilan interaktif Ka Dedi menceritakan
dongeng menjelang berbuka.
Meski azan magrib tak terdengar, jam menunjukkan
sudah tiba saatnya untuk kami berbuka puasa. Tanpa lama, anak-anak terlihat
menyeruput dengan semangat teh dalam kemasan dan menyambar potongan ayam, nasi,
puding, dan susu di hadapan mereka. Tak lalai, meski belum selesai menghabiskan
semua hidangan, anak-anak menyegerakan diri untuk solat magrib bergantian.
Akhirnya penghujung kegiatan tiba, kami mengabadikan
momen bahagia ini dengan foto bersama, kemudian masing-masing anak mendapat
santunan dan bersalaman denngan kakak-kakak yang datang. Terpanjat doa ikhlas
pada Allah yang memberi kesempatan kami untuk mengadakan kegiatan ini, semoga
anak-anak peserta SUMRINGAH ini senantiasa menjadi anak yang soleh, pintar, sukses,
dan selalu bahagia dalam kehidupannya, dan kakak-kakak yang sudah memberikan
bantuan baik materi, tenaga, dukungan, yang hadir semua selalu dimudahkan
urusannya, rezekinya, yang belum ada jodoh dapet jodoh, yang belum dapet kerja
dapet kerja, yang belum lulus kuliah, cepet-cepet lulus kuliah (*colek ka
Dinda). Semoga SUMRINGAH menjadi keberkahan buat kita semua. Next to SUMRINGAH
selanjutnya ya.. ketemu juga di kegiatan mendatang.. Welcome JENAKA (Jambore
anak ceria)
lihat album foto : SUMRINGAH 1433 H part 1
Tidak ada komentar:
Posting Komentar